Wednesday, September 9, 2020

Mahgodi Idris, Menyulap Kampung Kumuh Jadi Berwarna

 ----Berbekal pengalamannya menjadi seorang fotografer di sebuah media daring di Palembang, Sumatera Selatan, Mahgodi Idris (40) menyulap Kampung Cempaka, yang dulunya kawasan kumuh menjadi kampung warna nan menawan. Inisiatifnya itu bahkan membawanya bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan menginspirasi kampung lain di sekitarnya.

Mahgodi Idris (40) menyulap Kampung Cempaka yang kumuh menjadi kampung yang berwarna dan punya daya tarik bagi pelancong.

Mahgodi Idris (40) menyulap kampung yang tadinya kumuh menjadi lebih berwarna. Inisiatifnya menginsipirai kampung lain di sekitarnya dan mengantarkan ia bertemu bertemu Presiden Joko Widodo.

Kamis (3/9/2020), Mahgodi duduk bersama tujuh remaja Kampung Cempaka, Kelurahan 26 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil di Palembang, Sumatera Selatan. Mereka berbincang tentang pengembangan Pembangkit Listik Tenaga Bayu mini yang sudah terpasang di kampung itu.

Dalam perbincangan itu, ia mendorong para remaja itu untuk berinovasi. “Saya memang biarkan mereka berkreasi karena biasanya ide-ide anak muda jauh lebih segar,” ujarnya.

Sebelum menjadi kampung yang menawan, Kampung Cempaka sama sekali tak memiliki daya tarik. Kampung itu kumuh, kotor, dan jorok. Di sana, ada satu rumah kayu telantar di tengah kampung yang membuat kampung terasa seram. Rumah itu sangat rapuh dengan rumput dan  genangan air di sekitarnya. Suasananya  hampir menyerupai sebuah rawa. Karena tidak pernah diurus, rumah itu menjadi sarang ular.

Semakin hari kondisi rumah tersebut semakin mengkhawatirkan. Karena berbahaya untuk warga,  Mahgodi meminta izin pada pemiliknya untuk merubuhkan rumah itu. Tahun 2012, bangunan itu pun dirobohkan. Setelah dirobohkan, justru muncul persoalan baru. Lahan bekas rumah reot itu malah dijadikan tempat orang membuang sampah.

Tahun 2017 menjadi titik balik Kampung Cempaka. Ketika itu, ada sebuah acara pernikahan warga. Dari sana Mahgodi melihat warga begitu kompak sebagai panitia acara pernikahan itu. Keguyuban warga buat Mahgodi merupakan modal besar untuk mengubah Kampung Cempaka.

Sebuah ide pun muncul di kepala Mahgodi. Ia ingin meminjam lahan  bekas rumah reot yang ia robohkan untuk dijadikan lapangan kampung. Ia memperoleh izin dari pemiliknya. Dengan bantuan sejumlah remaja, Mahgodi mengumpulkan dana dari warga. Ia memperoleh Rp 25 juta yang digunakan untuk membuat lapangan.

Tak lama berselang, tahun 2018, Pemerintah Kota Palembang menggelar lomba Kampung Asian Games. Saat itu, Palembang menjadi tuan rumah Asian Games 2018 bersama DKI Jakarta. Berbekal pengetahuan tentang  fotografi, Mahgodi merancang konsep Kampung Asian Games yang sangat artistik dan menarik.

Konsep itu diwujudkan secara gotong royong oleh warga. Mereka semangat  membuat gambar-gambar ikom Asian Games, mengecat pagar dan bagian depan rumah. Hasilnya, kampung itu memenangi lomba. Hadiahnya tiga ekor sapi.

“Satu sapi kami sembelih untuk dibagikan kepada warga dan dua sapi lainnya kami jual,” ujar Mahgodi yang pernah bekerja sebagai fotografer di sebuah media daring.

---Mahgodi Idris berbincang dengan remaja Kampung Cempaka Warna-Warni, Palembang, Sumatera Selatan, (Kamis (3/9/2020). Dia menjadi inisiator kampung ini dan menjadi juara di berbagai kompetisi mulai tingkat regional hingga nasional.

Dana hasil penjualan sapi digunakan untuk menyulap kampung lebih indah. Jalan-jalan diperbaiki menggunakan batu alam dengan padanan warna menawan di sisi jalan. Beberapa sisi kampung dipermak. Kampung Cempaka bertransformasi dari kampung kumuh jadi tempat wisata baru bagi warga Palembang. Banyak orang yang datang ke kampung ini untuk swafoto dan mengunggahnya di media sosial. Ini membuat Kampung Cempaka makin terkenal.

Pada saat Pemilihan Umum, kampung ini juga menarik perhatian dengan menghadirkan aroma Asian Games di Tempat Pemungutan Suaranya. Itu juga berkat hasil pemikiran Mahgodi dan kesepakatan warga.

Bertemu presiden

Tidak berhenti di sana,  tahun 2019 Mahgodi mengajak warga mengikuti lomba membuat gapura  yang digelar Kementerian Sekretariat Negara. Kompetisi ini memperebutkan Piala Presiden. Mahgodi menyiapkan konsep gapura berupa replika Jembatan Ampera berukuran 4 x 3 meter berbahan bambu. Karya ini berhasil membawa kampung ini masuk 10 kampung yang terpilih. Kampung Cempaka terpilih menjadi Kampung yang mewakili Pulau Sumatera.

Alhasil, Mahgodi dan sejumlah warga diundang bertemu  Presiden Joko Widodo untuk menerima penghargaan. “Ini menjadi momen yang paling berkesan bagi saya,” ungkapnya.

Terbaru, Mahgodi kembali menginisiasi warga dan remaja kampung untuk mengikuti perlombaan yang digelar pemerintah dan sejumlah instansi seperti lomba Kampung tangkal Covid-19, di mana di setiap sudut kampung disediakan fasilitas cuci tangan, dan semua warga mengenakan masker.

Selain itu, Mahgodi juga mengarahkan remaja kampung membuat taman untuk mengikuti perlombaan yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Di taman tersebut, mereka membuat tanaman hidroponik dengan media dari barang-barang bekas, kursi taman juga terbuat dari ban bekas dan triplek, bahkan mereka mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (angin) yang menjadi sumber listrik bagi taman berukuran 7 meter x 5 meter tersebut.

Bergaman ide dan karya yang dia inisiasikan itu bukan bertujuan untuk memenangi lomba, tetapi untuk membangun kekompakan warga kampung. Sebelum Asian Games, warga jarang “ngumpul” mereka lebih sering berdiam di rumah setelah seharian bekerja. Kini, mereka banyak berdiskusi di taman dan lapangan. Mahgodi mengarahkan diskusi dengan topik-topik tertentu. “Dari hasil diskusi ini, muncul ide segar yang bisa digunakan untuk membangun kampung,” ucap Mahgodi.

Tidak hanya bagi warga, keberadaan kampung ini  menginspirasi kawasan yang ada di sekitarnya untuk membuat hal yang kreatif. Munculah beragam kampung dengan keunikannya seperti Kampung Sayur, Kampung Cabai, dan Kampung Keluarga Berencana.

Kini, semakin banyak kampung kumuh yang berubah menajdi kampung yang menawan di Palembang

Mahgodi Idris

Lahir: Palembang 5 Maret 1980

Istri: Dian Anggraini (40)

Anak:

Abiya Zafirah (13)

Atiya Raihana (8)

Pendidikan:

SD 303 Palembang (1985-1992)

SMP Negeri 2 Palembang (1992-1995)

STM Negeri 2 Palembang (1995-1998)

Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Palembang (1998-2003) 

Aktivitas:

Fotografer (2011-2015)

Kontraktor (2015-sekarang)

Prestasi pribadi:

Juara 1 Fotografi lamba foto karang taruna Palembang (2014)

Juara 2 Foto Taman Nasional Sembilang yang Digelar  Tribun Sumsel  Kompas Gramedia Grup (2016)

Prestasi bersama Kampung Cempaka:

Juara I Kampung Asian Games Kota Palembang

10 Besar Gapura Cinta Negeri Tingkat Nasional 2019

Juara II Kampung Tangkal Covid digelar  Polresta Palembang


Oleh  RHAMA PURNA JATI

Editor:  BUDI SUWARNA

Sumber: Kompas, 10 September 2020

No comments:

Post a Comment