Tuesday, July 7, 2020

Slamet Riyadi Merajut Mimpi untuk Kuliah

KOMPAS/VINA OKTAVIA---Slamet Riyadi, Koordinator Wilayah Program Keluarga Harapan Lampung, saat ditemui di Bandar Lampung, Lampung, Selasa (30/6/2020).

Slamet Riyadi berusaha membantu para lulusan SMA di Lampung untuk mendapat beasiswa. Pengalaman mencari beasiswa saat menempuh pendidikan tinggi dipakai untuk menghidupkan Gerakan Ayo Kuliah.

Bagi Slamet Riyadi (36), pendidikan adalah kunci penting untuk mengubah nasib seseorang. Selama tiga tahun, dia berusaha mewujudkan mimpi anak-anak dari keluarga prasejahtera untuk bisa mengenyam bangku kuliah.


Di tengah pandemi Covid-19, Slamet tidak berhenti mendampingi anak-anak dari keluarga prasejahtera yang ingin mendaftar kuliah. Lewat komunikasi di grup Whatsapp, Slamet memotivasi anak-anak binaannya untuk terus belajar.

Lewat grup aplikasi percakapan itu, sebagian besar siswa SMA menanyakan teknis pendaftaran masuk perguruan tinggi negeri sekaligus berkonsultasi mengenai jurusan yang akan dipilihnya. Lalu, Slamet mengingatkan mereka supaya mencari jurusan sesuai dengan minatnya.

Slamet berupaya supaya para lulusan SMA dari keluarga tidak mampu bisa mendapat beasiswa. Salah satunya caranya dengan meminta surat rekomendasi dari Gubernur Lampung dan rektor-rektor perguruan tinggi negeri di Lampung.

Sejak bekerja menjadi pendamping sosial Program Keluarga Harapan di Dinas Sosial Lampung Kementerian Sosial pada 2011, Slamet banyak bertemu dengan keluarga miskin yang menerima bantuan pemerintah. Sebagian besar anak dari keluarga itu hanya mampu sekolah hingga jenjang SMA.

Padahal, tidak sedikit anak dari keluarga penerima Program Keluarga Harapan yang punya otak cemerlang. Mereka juga memiliki tekad kuat untuk kuliah. Sayangnya, keterbatasan biaya kerap menjadi penghadang.

Slamet yang menyelesaikan kuliah strata satu (S-1) dan magister (S-2) dari beasiswa menyadari, masih banyak anak yang perlu dia bantu. Sejak itulah, Slamet bertekad mewujudkan mimpi anak-anak dari keluarga prasejahtera itu untuk kuliah.

KOMPAS/VINA OKTAVIA--Slamet Riyadi, Koordinator Wilayah Program Keluarga Harapan Lampung, saat ditemui di Bandar Lampung, Selasa (30/6/2020). Dia menggagas program Gerakan Ayo Kuliah.

Saat menjabat Koordinator Wilayah Program Keluarga Harapan Lampung pada 2017, Slamet akhirnya menggagas inovasi Gerakan Ayo Kuliah.

”Sebelum Covid-19, kami biasanya mengadakan kegiatan berbagi motivasi soal mahasiswa berprestasi dan beasiswa,” kata Slamet saat ditemui di Sekretariat Program Keluarga Harapan di Kantor Dinas Sosial Lampung, Selasa (30/6/2020).

Selama tiga tahun terakhir, dia mendampingi anak-anak SMA dari keluarga penerima Program Keluarga Harapan yang ingin melanjutkan kuliah. Selain membantu mereka mengakses pendaftaran ke perguruan tinggi, Slamet dibantu pendamping PKH lainnya juga memotivasi anak-anak itu.

Meski tidak ada anggaran khusus, Slamet bertekad agar Gerakan Ayo Kuliah bisa tetap berjalan. Dia meminta bantuan kepada rekannya sesama pendamping PKH di tingkat kabupaten untuk mendata anak-anak dari keluarga penerima PKH yang ingin kuliah. Mereka lalu dikumpulkan dalam satu grup Whatsapp.

Kegiatan pembinaan anak-anak itu biasanya berbarengan dengan kegiatan pengawasan program PKH di daerah. Slamet meminjam ruangan rapat agar bisa dipakai bergantian untuk kegiatan pertemuan dengan anak-anak binaan Gerakan Ayo Kuliah.

Slamet membuka cakrawala anak-anak dari keluarga miskin itu tentang pentingnya pendidikan tinggi untuk mengubah nasib keluarga. Slamet juga menekankan bahwa kuliah tidak mahal dan sulit. Setiap anak bisa kuliah dengan beasiswa asal semangat belajar dan menjadi mahasiwa berprestasi.

Tak hanya itu, dia juga membantu anak-anak binaanya meraih akses beasiswa. Dari 281 anak yang didampingi, ada sekitar 80 orang yang sudah mendapat beasiswa.

Alternatif lain, dia mengadvokasi anak-anak binaanya agar bisa mendapat keringanan biaya uang kuliah tunggal (UKT). Sebagai anak-anak yang berasal dari keluarga prasejahtera, anak-anak itu tentu layak mendapat keringanan biaya kuliah.

”Memang belum ada anak yang mendapat keringanan UKT hingga Rp 0, tetapi UKT mereka rata-rata kurang dari Rp 1 juta,” ujarnya.

Selama ini, Slamet kerap membagikan kegiatan Gerakan Ayo Kuliah bersama anak-anak yang dia dampingi di media sosial pribadi. Tak disangka, ada beberapa orang yang tergerak memberikan donasi.

KOMPAS/VINA OKTAVIA--Slamet Riyadi, Koordinator Wilayah Program Keluarga Harapan Lampung, saat ditemui di Bandar Lampung, Selasa (30/6/2020).

Menurut dia, sejumlah pihak memang telah mengusulkan agar Gerakan Ayo Kuliah dikukuhkan menjadi lembaga atau yayasan. Dengan begitu, gerakan untuk membantu anak-anak dari keluarga prasejahtera itu bisa lebih besar dengan melibatkan masyarakat. Terkait hal ini, Slamet mengatakan masih mempertimbangkannya.

Inisiatif menggagas Gerakan Ayo Kuliah itu pun pernah mengantarkannya meraih penghargaan Koordinator Wilayah Program Keluarga Harapan Lampung Teladan Nasional pada 2019. Dia juga pernah menjadi juara nasional Program Leadership Experience and Development (LEAD) Indonesia 2018 oleh Bakrie Center Foundation (BCF).

Mendapat beasiswa
Sejak kecil, Slamet yang berasal dari keluarga sederhana di Kabupaten Lampung Timur selalu berusaha menggapai mimpi-mimpinya. Dia menceritakan, kedua kedua orangtuanya yang bekerja sebagai petani harus berjuang menghidupi Slamet dan ketiga adiknya.

Masa sulit dilalui Slamet saat hendak mendaftar ke perguruan tinggi. Awalnya, kedua orangtuanya tidak memberi restu saat Slamet menyatakan ingin kuliah. Keterbatasan ekonomi menjadi alasannya. Apalagi, saat itu, ketiga adiknya juga masih perlu biaya pendidikan.

Selepas lulus SMA, Slamet hanya menghabiskan waktu untuk membantu ayahnya ke sawah. Namun, suatu pagi, ayahnya tiba-tiba memintanya untuk mendaftar kuliah.

”Saat itu, mungkin Bapak tidak tega melihat anaknya hanya bengong seharian di sawah. Bapak juga mungkin menyangka saya tidak akan diterima,” ucap Slamet mengenang.

Demi mengejar hasrat kuliah di bidang pemerintahan, Slamet berjuang keras untuk bisa diterima di perguruan tinggi negeri. Mimpi itu akhirnya terwujud. Dia diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung pada 2003.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO--Mahasiswa mengakses aplikasi m-banking sembari menunggu giliran mengurus pengambilan beasiswa Bidikmisi di Bank BTN, Yogyakarta, Selasa (4/2/2020). Bidikmisi adalah bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan biaya hidup bagi mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta.

”Setelah pengumuman, orangtua bingung karena harus membayar biaya kuliah. Bapak akhirnya menjual satu ekor sapi,” ujar Slamet.

Di awal kuliah, Slamet harus tinggal menumpang di rumah temannya. Dia sempat tinggal berpindah-pindah ke rumah beberapa teman karena malu sudah menumpang terlalu lama. Slamet akhirnya tinggal di masjid fakultas dengan bekerja sebagai pengurus masjid hingga lulus.

Menyadari kondisi ekonomi keluarganya, Slamet juga bertekad mencari beasiswa. Usahanya menjadi mahasiswa berprestasi akhirnya mengantarkannya meraih sejumlah beasiswa.

Beasiswa yang dia dapat selama menyelesaikan pendidikan S-1 antara lain beasiswa Peningkatan Prestasi Akademi dari pemerintah, beasiswa dari PT Djarum, beasiswa dari Bank Bukopin, serta beasiswa Peningkatan Prestasi Ekstrakurikuler. Tak hanya itu, dia juga meraih beasiswa prestasi dari Bakrie Graduate Fellowship untuk melanjutkan meraih kuliah S-2.

Pengalaman pribadi itulah yang membuat Slamet tak lelah memotivasi anak-anak dari keluarga penerima Program Keluarga Harapan untuk melanjutkan kuliah. Dia percaya, setiap orang bisa meraih mimpinya asalkan memiliki tekad baja.

Slamet Riyadi

Lahir: Tulusrejo, 27 Juni 1984

Pendidikan:
- SD Negeri I Tulusrejo, Lampung Timur (1991-1997)
- SLTP Negeri II Pekalongan, Lampung Timur (1997-2000)
- SMA Negeri I Metro, Lampung (2000-2003)
- Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung (2003-2010)
- Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung (2012-2017)

Beasiswa dan prestasi, antara lain:
Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik Dikti untuk S-1 (2003)
Beasiswa Prestasi (Beswan) PT Djarum  untuk S-1 tahun 2006-2007
Beasiswa Bank Bukopin untuk S-1 tahun 2007-2008
Beasiswa Peningkatan Prestasi Ekstrakurikuler Dikti untuk S-1 tahun 2008-2009
Beasiswa Prestasi Bakrie Graduate Fellowship Universitas Lampung untuk S-2 tahun 20012-2013
Juara Lomba Penulisan Opini Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara FISIP Unila tahun 2007
Koordinator Wilayah PKH Lampung Teladan Nasional tahun 2014
Top Leadership Experience and Development Indonesia tahun 2018
Koordinator Wilayah PKH Lampung Teladan Nasioanl tahun 2019

 Oleh  VINA OKTAVIA

Editor:   MARIA SUSY BERINDRA

Sumber: Kompas, 6 Juli 2020

No comments:

Post a Comment