ARSIP PRIBADI-+Dilla Djalil
Dari daftar lima pemenang Alfred Fried Photography Award 2019, ada nama Nur Adilla Djalil Daniel dari Indonesia. Dilla mengirim esai foto tentang bayi-bayi orang utan di Ketapang, Kalimantan Barat. Kemudian, Dilla menamai sejumlah foto tersebut The Forest Orphanage.
”Itu penghargaan pertama yang saya dapat,” kata Dilla di rumahnya, daerah Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (23/9/2019).
Meski baru meraih penghargaan pertama, sebelumnya Dilla sering pameran foto di dalam dan di luar negeri, seperti di Singapura, China, dan Finlandia. Selain itu, fotografi adalah dunia yang Dilla kenal sejak dia berulang tahun kesembilan.
Ketika itu, Dilla kecil mendapat hadiah kamera kecil dari sang ayah, Juliar Djalil yang senang memotret walau bukan fotografer profesional. Dilla pun banyak memotret anjing peliharaan di rumahnya dan boneka mainannya. Dilla pun jatuh cinta dengan aktivitas itu dan terus memotret walau kala itu masih hitam putih saja.
Betapa senangnya dia kala mendapat lagi hadiah kamera semasa SMP dan SMA. Obyeknya bukan hanya anjing dan mainan, melainkan juga teman-teman sekolahnya. Bukan hanya itu, saking cintanya memotret, Dilla mau mengeluarkan banyak uang guna membeli perlengkapan untuk mencetak foto.
”Pakai uang sendiri yang didapat dari uang jajan dan uang salam tempel saat Lebaran. Saya membeli peralatan mencetak foto di Pasar Atom Pasar Baru,” ujar Dilla mengenang momen pada saat usianya masih 13 tahun dan dia masih di SMP. Saat SMP pula Dilla mulai mengenal kelas fotografi dengan memegang kamera analog tipe range finder.
Pada masa itu pula Dilla yang senang mencetak foto kemudian mengubah kamar mandinya menjadi kamar gelap. ”Saya tutup-tutupi bagian atas ruangan agar tidak ada cahaya masuk, he-he-he,” ucap Dilla geli.
Kesukaan Dilla akan fotografi sempat terhenti ketika dia asyik bekerja dan setelah menikah tahun 1994. Paling dia memotret hanya untuk keluarga dan saat perjalanan. Apalagi dia mengikuti sang suami, William Daniel, tinggal di negara lain, seperti Korea Selatan, Jepang, dan Filipina.
Balik ke Jakarta tahun 1997, Dilla ingin memotret lagi serta mengambil kursus fotografi. Mengingat dia telah berkeluarga, Dilla hanya mau mengambil lokakarya selama dua minggu. Dia selalu pergi sendiri dan matanya baru terbuka fotografi bukan hanya soal mode atau peristiwa, tetapi juga perlu riset dan pemikiran teliti.
”Workshop di Thailand itu menyadarkan saya. Karena saya suka binatang, saya pilih tema memotret gajah,” ujar Dilla. Dia pun akhirnya ikut beberapa lokakarya lainnya di negara dan kota lain, seperti Hong Kong, Bangkok, Chiang Mai, Istanbul, Buenos Aires, dan Antigua.
Kala ikut lokakarya, setiap peserta membuat tema sendiri. Jadi, setelah kelas usai semua peserta berpencar ke tempat tujuan memotret sesuai dengan tema. Ada yang memotret perkampungan, lingkungan, sampah, anak-anak, dan hewan. Pada malam hari biasanya, kelas mulai hidup lagi karena peserta wajib mempresentasikan hasil karyanya dan mendapat banyak masukan dari peserta lain.
Sering ikut kelas lokakarya membuat Dilla akhirnya ingin membuat buku untuk merangkum sebagian karyanya. Kala itu dia telah memotret gajah-gajah yang sedang dirawat di rumah sakit gajah di Chiang Mai serta klinik hewan di lingkungan kumuh di Provinsi Western Cape, Afrika Selatan.
NASYA TAMARA UNTUK KOMPAS--Dilla Djalil-Daniel, fotografer pemenang Alfred Fried Photography Awards 2019.
”Di rumah sakit gajah, saya bertemu Motala, gajah dengan satu kaki palsu. Satu kakinya hancur karena terkena ranjau darat di perbatasan Myanmar dan Thailand. Banyak manusia menyakiti hewan, tetapi banyak pula manusia yang mengobati dan merawat hewan sakit,” kata Dilla.
Kala di Western Cape, Dilla ikut naik kendaraan yang menjadi klinik darurat untuk mengobati anjing. Tentu saja baunya dahsyat dan Dilla rela menahannya. Dia pun ke Desa Badikhel di dekat Godavari, Nepal, untuk memotret keledai dan kuda yang menjadi pengangkut bata. Punggung mereka luka dan cacat karena tugas itu. Terakhir dia memotret orangutan di Ketapang, Kalimantan Barat, sebagai hewan khas Indonesia. Foto-foto mereka termuat dalam buku a Trunk and other Tails. Semua hasil penjualan buku dibagi empat untuk keempat hewan itu.
”Dari memotret mereka itu, saya tak habis pikir ada manusia yang begitu kejam dan jahat kepada hewan, tetapi ada juga manusia yang sangat berdedikasi kepada hewan,” tutur Dilla.
Selain memenangi Alfred Fried Photography Award 2019, foto-foto orangutan yang dia buat pada 2016, juga diundang untuk dipamerkan di Helsinki Zoo, Helsinki, Finlandia, pada 16 Juli sampai 9 September 2019 pada Helsinki Photo Festival 2019.
”Saya disebut winner, tetapi itu bukan dalam arti juara. Hanya foto karya saya terpilih untuk dipamerkan dalam festival itu,” ujar Dilla merendah. (*)
Biodata: Dilla Djalil-Daniel
Lahir: 15 Juli 1966
Nama Suami: William Daniel
Pendidikan: Sastra Inggris-FSUI
Penghargaan: Alfred Fried Photography Awards 2019
IDA SETYORINI
Sumber: Kompas, 19 Oktober 2019
No comments:
Post a Comment